Pernahkah Anda mendengar tentang festival yang dianggap paling menjijikkan di dunia? Setiap tahunnya, berbagai budaya di seluruh dunia mengadakan perayaan yang unik, dan beberapa di antaranya jauh dari kata bersih. Festival-festival ini tidak hanya menarik perhatian karena ketidakadaan kebersihan, tetapi juga karena keunikan dan tradisi yang telah dilestarikan selama bertahun-tahun. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa festival paling jorok di dunia, lengkap dengan alasan di balik perayaan tersebut dan bagaimana masyarakat setempat merayakannya. Mari kita telusuri bersama.
Festival-festival tersebut tidak sekadar menjanjikan pengalaman yang tidak biasa, mereka juga memberikan wawasan yang mendalam tentang nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan tradisi masyarakat yang mengadakannya. Dari festival lumpur yang meriah hingga perayaan yang melibatkan makanan busuk, berikut adalah festival-festival yang layak untuk dimasukkan ke dalam daftar festival paling jorok di dunia:
- Festival Lumpur di Boryeong, Korea Selatan
- La Tomatina, Spanyol
- Festival Kotor di Diwali, India
- Obon, Jepang
- Festival Greet & Gouche, Prancis
- Festival Burri, Kolombia
- Festival Kissing the Blarney Stone, Irlandia
- Festival Makanan Busuk, Singapura
Setiap tahun, Boryeong mengadakan festival lumpur di pantainya. Meskipun terdengar menyenangkan, festival ini sebenarnya merupakan ajang untuk mempromosikan produk kecantikan berbahan dasar lumpur. Namun, pengunjung harus siap untuk terjun ke dalam lumpur yang tidak hanya kotor tetapi juga memiliki aroma yang kadang-kadang kurang sedap.
Festival yang diadakan di Buñol ini melibatkan pelemparan tomat tawar antara para peserta. Ribuan ton tomat dilemparkan setiap tahun, menciptakan lautan merah yang kotor setelahnya. Meskipun banyak yang menganggapnya menyenangkan, suasana yang berantakan ini jelas menunjukkan betapa ‘jorok’nya festival ini.
Diwali, yang dikenal sebagai Festival Cahaya, juga memiliki sisi gelap di beberapa daerah. Dalam perayaan tersebut, beberapa komunitas melakukan tradisi yang melibatkan darat yang penuh kotoran hewan dan bahan-bahan busuk. Meskipun niatnya adalah untuk mendapatkan berkah dari dewa, aroma yang dihasilkan terkadang cukup menusuk hidung.
Festival Obon adalah saat di mana orang Jepang mengenang arwah nenek moyang mereka. Dalam beberapa tradisi daerah, pengunjung akan membakar sampah dan bahan organik di area terbuka, yang seringkali meninggalkan aroma kurang sedap. Walau demikian, hal ini merupakan tanda penghormatan dan tanda bahwa tradisi tetap dilestarikan.
Festival unik ini terlihat menyedihkan dengan aksi mencampurkan kotoran hewan dan air. Peserta akan berusaha untuk melawan satu sama lain menggunakan zat kotor ini. Meski menjijikkan, festival ini adalah simbol perayaan yang meriah dan melibatkan banyak tawa dan kebersamaan.
Festival ini diadakan untuk merayakan panen, tetapi salah satu bagiannya melibatkan membuang sisa-sisa makanan sebagai simbol kebersamaan. Acara ini seringkali meninggalkan banyak limbah dan kotoran, yang membuatnya tampak jorok, namun tetap menyenankan bagi banyak peserta.
Pengunjung yang mengunjungi kastil Blarney di Irlandia akan sering melakukan ritual mencium batu terkenal. Namun, batu tersebut tidak selalu dijaga kebersihannya. Banyak pengunjung yang merasa tidak nyaman saat mencium batu yang telah dilalui oleh ribuan orang sebelumnya.
Sebagian orang mungkin mengetahui bahwa Singapura dikenal dengan makanan lezatnya. Namun, ada juga festival yang mengangkat dokumentasi kebudayaan dengan makanan yang telah membusuk. Festival ini menjadi perhatian ketika banyak pengunjung merasakan kesegaran dari makanan yang sebenarnya telah kadaluarsa.
Setiap festival yang telah disebutkan di atas menampilkan sisi ekstrim dari kebiasaan budaya yang dianggap ‘jorok’ atau tidak biasa oleh banyak orang. Meskipun sejumlah besar kotoran dan bau tidak sedap mungkin akan menjauhkan beberapa orang, justru inilah yang menarik bagi orang lain. Festival-festival ini mengingatkan kita bahwa keunikan dan kelebihan budaya, walaupun terlihat menjijikkan dan tidak sesuai dengan norma kebersihan, tetap memiliki nilai dan makna yang dalam.
Dengan menelusuri festival-festival ini, kita dapat lebih menghargai tradisi yang ada di berbagai belahan dunia dan bagaimana cara pandang masyarakat tentang kebersihan dan kesedihan bisa sangat berbeda. Selain itu, festival-festival jorok ini juga menciptakan kenangan, pengalaman, dan persahabatan yang sulit dicari di tempat lain.
Dalam kesimpulannya, meski festival-festival yang disebutkan mungkin menjijikkan bagi sebagian orang, mereka tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya. Dalam perayaan-perayaan tersebut terkandung banyak cerita dan makna yang menghubungkan kita dengan komunitas dan lapisan masyarakat yang berbeda. Selalu ada pelajaran yang bisa dipetik dari cara orang merayakan kehidupan, bahkan ketika hal itu melibatkan sedikit ‘jorok’. Mari terbuka untuk memahami dan menghargai keunikan budaya di seluruh dunia.